Lagenda Roro Anteng Dan Joko Seger
Hari tu Cik Leen ada janji nak cerita pasal lagenda Suku Tengger yang mendiami sekitar kawasan Gunung Bromo ni kan? Ok jom hari ni nak sambung cerita tu, tapi dalam Bahasa Indonesia la.
"Pada zaman dahulu ada seorang putri raja yang cantik jelita dari Kerajaan Majapahit. Anak dari Pasangan Raja Brawijaya dan permaisuri itu bernama Roro Anteng. Pada saat itu keadaan politik yang tenteram aman sejahtera, mengalami situasi politik yang memburuk. Atas nasihat dan saran para pini sepuh Kerajaan Majapahit, Raja Majapahit memerintahkan perajurit peribadinya membawa Roro Anteng untuk mendiami di daerah yang lebih aman. Maka dipilihlah pergi menuju ke pergunungan sebelah timur wilayah kerajaan. Rombongan Roro Anteng dan Pasukan Majapahit singgah di Desa Krajan selama 8 tahun, kemudian berpindah ke Desa Penanjakan dan menetap di desa itu.
Ditengah pergunungan dekat Gunung Bromo, hiduplah seorang pendeta bernama Resi Dadap Putih. Yang kebetulan beliau berasal dari lingkungan Kerajaan Majapahit. Ia bertemu dengan Roro Anteng yang sedang mencari ayahnya ketika mengungsi dari Kerajaan Majapahit harus berpencar untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan. Roro Anteng kemudian diangkat menjadi anak oleh Resi Dadap Putih. Keduanya hidup bahagia, karena Roro Anteng mendapat sosok kasih sayang dari ayah yang sangat menyayanginya.
Pada waktu bersamaan terjadi kekacauan yang hebat di wilayah Kediri. Akibat situasi politik di Kerajaan Majapahit. Pada saat itu ada seorang Putra Brahmana yang sedang mengasingkan diri dari Kediri bernama Joko Seger. Ia mengasingkan diri ke Desa Keduwung. Sekaligus mencari pamannya yang tinggal di dekat Gunung Bromo. Di desa ini Joko Seger mendapatkan informasi dari penduduk sekitar, bahwa ada sejumlah orang dari Kerajaan Majapahit yang menetap di Desa Penanjakan. Kemudian Joko Seger segera meneruskan perjalanan menuju Desa Penajakan untuk mencari pamannya.
Pada suatu hari, sewaktu mencari air minum, Roro Anteng bertemu dengan Joko Seger. Joko Seger meminta pertolongan karena tersesat. Ia kemudian di tolong oleh Roro Anteng dan mengajaknya untuk singgah di pondoknya. Oleh para pini sepuh, Roro Anteng di tuduh berbuat tidak senonoh. Joko Seger segera membela Roro Anteng dan mengatakan tuduhan para pini sepuh tidak benar. Dengan spontan Joko Seger mengutarakan melamar gadis yang telah dituduh berbuat tidak benar. Dan Resi Dadap Putih menerima lamaran tersebut agar Roro Anteng tidak di uduh dengan berbagai tuduhan yang dilamatkan kepadanya.
Resi Dadap Putih pun menikahkan mereka, dan hidup mereka sangat bahagia. mereka berduapun membuka desa baru yang diberi nama Tengger. Inilah awal mula Legenda Asal Usul Nama Tengger, paduan dari nama Roro Anteng dan Joko Seger = anTENG seGER."
Panjang ke cerita ni? Tak kan? 😊
Anyway, sambung balik cerita travel. Dari viewpoint Penanjakan tu, kitaorang turun semula ke row gerai-gerai tempat parking jeep. Dalam 5 minit je jalan kaki. Then turun dengan jeep semula ke Lautan Pasir atau dalam bahasa Tengger nya, Segara Wedi. Nak turun tu lama jugak la, dalam setengah jam kot. Tinggi ye Gunung Penanjakan ni, jalan dia pun macam korang dapat agak la sebab turun gunung kan, kona kiri kanan. Tapi sempat la jugak kitaorang singgah on the way turun tu nak ambik gambar kat satu viewpoint ni. Luqman dah lama tidur dah, penat sangat sebab semalamnya tu tak cukup tidur, tambah dengan sejuk lagi.
Viewpoint on the way turun ke Segara Wedi |
Posing dulu sedas kat jeep. Nampak tak keliling tu, pasir je. |
Ada la jugak sikit rumput-rumput kering kat pasir ni. Tapi bukit-bukit kat keliling ni memang subur and hijau.
Dengan guide kitaorang, Mas Jono. Memang guide kat sini orang Tengger semuanya. |
View Gunung Batok dari Segara Wedi. Batok ni makna dia tempurung kelapa dalam bahasa Tengger. |
Segara Wedi dan Gunung Batok ni pun ada legenda dia sendiri dalam masyarakat Tengger. Nanti kita cerita pasal lagenda tu pulak dalam part 4.
Comments
Post a Comment